Kamis, 17 Maret 2011

GUS DUR MEMBERI INSPIRASI SEMANGAT PERSATUAN KAUM TANI JEMBER




Senin 16-2-2003 di Alun – alun Ambulu telah penuh dengan massa petani, mereka datang secara sukarela dari Ambulu, Wuluhan, Tempurejo, Panti, Ajung, Balung Arjasa dan Pakusari yang menunggu kedatangan KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur, mantan Presiden RI ke-4 yang hadir dalam acara Istighosah Awal Musim Tanam Tembakau dan Dialog Petani bersama Gus Dur atas undangan Kelompok Tani Indipenden, Panitia Kongres Tani Jember dan PAHAD Ambulu yang dibantu oleh satgas pengamanan dari saudara-saudara SH Terate Jember. Kedatangan Gus Dur kali ini memang bukan merupakan atas undangan partai atau NU Jember, seperti diungkapkan Gus Dur pada pembukaan bahwa dia hanya diberi tahu bahwa petani di Jember hari ini berkumpul, sedangkan beliau mengakui tidak terlalu tahu banyak tentang pertanian tapi karena melihat masalah petani di Indonesia ini adalah masalah yang berat. Indonesia ini adalah Negara agraris, jadi masalah pertanian harusnya menjadi bahasan yang sangat penting karena menyangkut kehidupan dan penghidupan rakyatnya.

Sekitar 7000an petani Jember memenuhi alun-alun Ambulu, pada saat dialog banyak yang mengungkap kritikan, himbauan serta keluh kesah persoalan masalah petani seperti pembiaran pemerintah mengenai harga gabah yang murah, pupuk mahal, masalah biaya kesehatan yang cukup mahal yang tidak terjangkau oleh masyarkat miskin, sehingga banyak merugikan upaya kesehatan ibu dan anak. Sampai dengan harga tembakau yang anjlok atas permainan spekulan dan para pengusaha penguasa akses perdagangan tembakau, bahkan Bupati sebagai kepala pemerintahan pun tidak mampu melindungi kepentingan petani. Dan yang tidak kalah kerasnya tentang tuntutan para petani pejuang kasus tanah di Jember baik sengketa antara petani dengan perusahaan daerah (ketajek), dengan BUMN PTPN kasus Curah Nongko, maupun dengan Perhutani kasus karang Baru Silo dan Mandigu Tempurejo, seperti yang banyak muncul dan diungkap juga pada proses sosialisasi pra Kongres Tani Jember. Tak urung kehadiran Gus Dur memberikan semangat pada kaum tani Jember untuk menguatkan persatuan kaum tani agar memiliki kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di masing – masing daerah dengan membangun kelompok tani yang kuat. Acara ini juga merupakan “warmingup” pemanasan berkaitan dengan akan diadakannya kongres tani Jember pada tanggal 25 – 29 Februari 2004 nanti di Jember.

Acara Kongres Tani Jember patut berbangga karena dalam sejarahnya petani di Jember, tidak pernah berhasil untuk mengundang tokoh sekaliber nasional dan mantan presiden RI ke 4, seperti Gus Dur, apalagi diundang dalam acara dialog petani, sehingga dalam acara istighosah ini menjadi titik awal kebangkitan kaum tani Jember untuk mulai semangat untuk memperjuangkan nasibnya sendiri. Menurut pengamatan Moch. Ervan salah satu penggagas kongres tani Jember, di kelompok – kelompok tani di Jember setelah kedatangan Gus Dur ke Jember, masih ada rasa kaget dan tidak percaya kalau Gus Dur mau mendatangi acara yang diadakan oleh petani, sedangkan beberapa kali upaya mendatangkan Gus Dur ke Jember selama tiga tahun ini gagal terus. Dalam pandangannya bahwa Gus Dur merupakan sosok yang sangat peduli dengan permasalahan rakyat kecil seperti petani ini. Meskipun dalam pidatonya menyatakan dari Jakarta ke Jember ini sebuah perjalanan yang sangat jauh ”Jember ini merupakan temapat seperti buangan anak bajang, kalau saya yang jauh saja peduli berdialog dengan petani mosok Bupatinya justru gak bias hadir gara-gara ada undagan kondangan. Ini sangat ironis.” katanya disambut riuh rendah tepuk tangan ribuan petani yang mendegarkan pidatonya.

Beberapa kelompok tani seperti kata ketua Paguyuban Petani Tembakau Jember (PPTJ) Agus Ardiansyah dan Pak Waroh selaku ketua petani kasus tanah seperti Kelompok Petani Perjuangan (KOMPAK) Ketajek, menyayangkan ketidakhadiran Bupati Jember Syamsul Hadisiswoyo atas kehadiran Gus Dur menemui massa petani, karena memang yang mejadi persoalan mereka berkaitan langsung dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember. Seperti juga harapan kaum tani Jember semuanya, mereka mengharapkan Bupati Jember dapat menghadiri pembukaan Kongres Tani Jember yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Pertanian Bungaran Saragih. Mereka mengharapkan bahwa Bupati tidak perlu takut untuk menemui petani karena mereka adalah seperti anaknya sendiri, seperti yang diungkap oleh Sukani ketua paguyuban petani tembakau Kesilir, yang masih tidak puas dengan adanya perda no 7/2003 tentang pengusahaan tembakau. Tokoh petani lainnya yang mengunkapkan pernyataan senada adalah, Yateni penggerak perjuangan kasus sengketa tanah Curah Nongko, bahwa Bupati tidak peduli dengan nasib petani yang dirampas tanahnya oleh PTPN. Jika perlu petani harus punya wakil di DPRD kelak. Ada juga sesepuh PPTJ H Sidiq dan H Ripin yang mengatakan bahwa Bupati hanya membela kepentingan pengusaha tembakau semata, sementara nasib petani terlupakan. Dan untuk masalah pangan Abdul Rosyd sebagai ketua Rukun Tani Glundengan Wuluhan mengkritik kinerja dinas pertanian yang justru memilih kelompok –kelompok tani “abal-abal” untuk diberikan fasilitas pendanaan.

Kelanjutan dari acara dialog petani dengan Gus Dur, akan dibahas dalam kegiatan kongres tani Jember ini diharapkan oleh petani dapat menjadi tempat berdialog mengenai permasalahan kaum tani di Jember, karena semakin lama persoalan yang dihadapi oleh kaum tani Jember terasa kian berat untuk ditanggung oleh petani kecil. Dan masalah petani ini juga seharusnya menjadi perhatian dan tugas dari Pemerintah Daerah dan wakil rakyat serta partai politik untuk lebih serius dalam memperhatikan masalah kaum tani. Melalui acara Istighosah ini, kaum tani Jember membuktikan bahwa meskipun mereka petani, ternyata mereka mampu mendatangkan Gus Dur ke Jember hanya untuk berbicara masalah petani. Diakhir ceramah dialognya Gus Dur mendoakan bahwa kelak nasib petani jember akan lebih makmur sehingga perlu tetap dijaga persatuan aksi petani Jember . Dilajutkan oleh pemimpin istighosah dari ulama-ulamanya kaum tani jember. Deretan diatas panggung nampak Gus fahim dari pondokan assuniah kencong, Gus Nur dari curah kates, Gus Dim dari Wuluhan, Jumain dari Curah Nongko, Kiai Fakih dari Sabrang , Gus Kul dari Karang anyar Ambulu serta beberapa ulama lainya yang mendukun acara ini. Hal inilah yang menjadi kebanggaan kaum tani Jember dan mendorong semangat petani untuk memperjuangkan nasibnya dengan tindakan konkrit serta seruan melalui pernyataan sikap yang dihasilkan dari kongres tani Jember . ende kusuma kord biro politik sd inpers jember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar