Musim giling 2010 ini PTPN XI bukan tebang tebu tetapi justru tebang PG

1. Taget giling 5,7 juta ton sampai dengan oktober ini , diperkirakan masih mencapai 3,7 juta ton, artinya tidak sesuai target perusahaan
2. Target gula 451.434 ton, pada akhir musim giling kali ini, diperkirakan hanya mencapai 230.000 ton. Traget tidak terpenuhi. Apakah ini juga akan menjadi pemicu gula impor masuk sebelum musim giling habis (gula rakyat habis terjual)
3. Target giling dan pendapatan gula tersebut adalah tujuan yang dicanangkan oleh direksi (aktor intelektual : Soeyitno sebagai salah satu direksi) membuat pengajuan program PROJASEM (program peningkatan kapasitas PG Jatiroto dan PG Semboro 2009-2010). Kapasitas giling yang direncanakan mencapai 7000 ton / hari. (uji coba mundur 2 minggu, karena alat-alat kurang mixing). Akibatnya kemungkinan besar dana revitalisasi yang di ambil dari dana bank terancam macet dalam pengembaliannya. Dikhawatirkan terjadio PG pailit. Rawan di merger/ ditutup/spin of/ KSO), yang membutuhkan pihak ketiga sebagai investor.
4. 3 PG di probolinggo rawan ditutup, PG-PG tersebut adalah PG Wonolangan, PG Pajarakan, PG Gending dan satu PG di Situbondo yaitu PG Olean . PG-PG ini telah menjadi korban ketidak becusan pengelolaan oleh Direksi PTPN XI, dan cenderung telah merugikan asset dan keuangan negara
5. SP-BUN banyak yang melakukan kegiatan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan seperti menghiba pada petani-petani untuk menggiling tebu di PTPN XI. Dan kini SP-BUN dalam keadaan yang tidak stabil, karena didera oleh perubahan keberadaan PG-PG yang terancam ditutup. Muncul Faksi-faksi yang mencari tempat basah di PG-PG yang masih relatif eksis.
APTR mengalami krisis kepercayaan dari basis petani tebu terutama diwilayah PTPN XI, ketua APTR rasanya tidak ambil pusing dengan keadan yang terjadi pada petani. Disinyalir APTR PTPN XI berkonkalikong denga investor yang akan masuk mengakuisisi PG-PG bangkrut sehingga nantinya diharapkan akan terjadi perubahan kepemilikan dari negara kepada swasta. Artinya keuntungan hanya antar segelintir orang saja (sepertinya arum sabil sengaja membiarkan PG-PG PTPN XI mati secara perlahan). Hal ini ada kemungkinan terjadi, karena sejak 2 tahun yang lalu Arum Sabil berusaha mendidirkan pabrik-pabrik gula mini tetapi maish terganjal oleh perijinan dan peraturan perundangan yang berlaku. Banyak organ-organ yang merasa kecewa terhadap kepemimpinan Arum Sabil sehingga petani-petani tebu menggalang sendiri rasa solidaritas dan kepercayaan sesama petani tebu dalm memperjuangakan nasibnya. PPTR, HPTR, PPTRM, MATTRI dan beberapa lainnya yang masih sebagai kelompok-kelompok kecil yang masih mengharapkan perusahaan negara ini mampu menjadi mitra petani dan sebagai pengendali harga gula nasional yang selama ini terombang-ambing oleh Baron-baron gula yangmempunyai hak istimewa untuk mengimpor gula.
Atas perhatian terhadap beberapa catatan diatas kami sebagai salah satu organ petani tebu merasa perlu untuk menyatakan sikap kami.
Kami PPTRM menyatakan tidakpercaya lagi atas kepemimpinan Arum Sabil sebagai Ketua APTR, dan mengusulkan untuk menata barisan petani tebu untuk mengadakan sidang luarbiasa dalam rangka menyusun kepemimpinan baru yang lebih baik dari kemarin.
Kami PPTRM menyatakan bahwa jajaran kementiran BUMN segera menindak para pejabat direksi PTPN XI yang sudah tidak kapabel dalam mengelola PTPN XI demi peningkatan kesejahteraan petani maupun peningkatan pendapatan bagi negara (justru merugi) sebaiknya dirombak total.
Kami menghimbau kepada BPK maupun KPK untuk mengadakan audit investigasi dan penyidikan akan adanya dugaan penyalahgunaan keuangan demi kepentingan pribadi atau golongan sehingga tuntas siapa yang bertanggung jawab. Dan apabila terbukti bersalah maka akan dikenai hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Demikian surat terbuka ini kami sampaikan sebagai ungkapan keprihatinan rakyat petani tebu, yang mencintai keberadaan perusahaan negara yang memberikan kesejahteraan rakyat dan pendapatan untuk negara Indonesia.
Jember 21 oktober 2010
Hormat kami,
Kusuma
Perkumpulan Petani Tebu Rakyat
ditambal sana bocor disini,bocor disumbat ambrol disisi lainnya....begitulah PTPN XI mas
BalasHapus