Kesusastraan adalah jalan atau cara untuk mencapai kesempurnaan hidup. Apabila semua orang di dunia ini melakukannya, maka bumi manusianya akan sejahtera.Sastra ajaran yang jelas atau sastra cetha yang berarti sastra tanpa papan dan tanpa tulis. Walaupun tanpa papan dan tulis, tetapi maknanya sangat terang dan bisa digunakan sebagai way of live manusia. Muncul ajaran untuk mengarah pada tujuan si'ar dan menyerapnya
Ada 7 macam tahapan bertapa yang harus dilalui untuk mencapai hal itu.
1. Mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. Lakunya tidak dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi pada diri kita diterima dengan legowo dan tabah.
2. Menghilangkan segala perbuatan diri yang hina (berbudhi baik), seperti tidak jujur kepada orang lain.
3. Mengendalikan nafsu atau sifat angkara murka yang muncul dari diri pribadi kita. Lakunya adalah senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada kang moho suci.
4. Mencipta otak kita diam dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya ngesti surasaning raos ati. Berusaha untuk menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau waspada agar senantiasa mampu memusatkan pikiran pada sang khalik semata.
5. Fokus pada ketenangan jiwa. Lakunya adalah ikhlas dan memperluas rasa kedermawanan dengan senantiasa eling pada fakir miskin dan memberikan sedekah secara ikhlas tanpa pamrih.
6. Senantiasa eling, awas dan waspada sehingga menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi).
Rasanya bumisastra, adalah sastra yang menginjak bumi dan selalu menyapa manusia pada kenyataannya . Selama kita berangkat dengan sikap tanpa topeng kehidupan, maka tak akan ada gambar-gambar dan rayuan yang menggiurkan dunia tetapi membuat hati semakin tertekan karenanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar