Untuk mengkosolidasikan wilayah , sumber ekonomi dan sumber daya manusia di jawa Timur melalui kekuatan fisik simbol - simbol modern professional perlu disiapkan.Cara hidup modern dan professional ternyata memberikan inspirasi yang cerdas bagi konsep koneksitas pemuda di Jatim. Dalam kondisi demikian idealisasi konsep pemuda sebagai ksatria pelopor berlangsung cukup terarah ke dalam partisipasi pembangunan . Konsep pemuda ksatria pelopor juga sering disebut " jiwa kejuangan ". Secara cultural tertanam “ jiwa kejuangan “ diantaranya rasa ikut memiliki, rasa ikut menjaga kepentingan bersama, dan rasa sadar dalam mengkoreksi diri sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman global ini, kejuangan pemuda - pemudi di Jatim ini semakin tipis. Mungkin karena tidak ada sambutan yang mampu mengakomodasi kepentingan mereka, sehingga pilihanya justru mengarah individualistis.
Hampir tak nampak keterlibatan para pemuda secara intens dengan urusan kepeloporan mengembalian kebesaran Majapahit, konsep Bhayangkara Gajah Mada, atau kegigihan sikap diplomasi Bung Karno, sikap darah juang 10 November Bung Tomo mengusir penjajah republic. Juga tentang kejelasan kepentingan ekonomi pemuda dibalik kemampuan profesionalnya. Bahkan tidak jarang golongan muda dianggap hanya memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada rakyat jelata pada umumnya. Upaya untuk mengisi konsep kepemudaan ini tentu terdorong oleh kesadaran bahwa untuk mengkonsolidasikan wilayah dan sumber-sumber ekonomi tidak cukup melalui pengaruh social cultural saja, tetapi juga melalui kekuatan kemampuan penguasaan teknologi informasi serta pengamanan ketertiban pertahanan kewilayahan. Bagaimana peran pemuda menjadi pelopor penggerak pembangunan sumber-sumber ekonomi dan manusia di Jawa Timur ini.
Implementasi ini terlihat dari aspirasi pemuda dalam mengusung pola kepemimpinan di Jatim, yang sekaligus mencerminkan perpaduan pendekatan modern tradisional dalam kekuasaan dan kehidupan sosial. Terbukti dalam penyelenggaraan proses demokrasi procedural baik Pilgub langsung maupun Pilbup dan Pilwalkot tidak ada goncangan yang berarti. Ini menunjukan sikap pemuda Jatim yang lebih menonjolkan sikap rasional yang dipadukan dengan kepentingan social kultur. Hal ini suatu perkembangan yang perlu diperhatikan oleh para penyelenggara pemerintahan di Jatim, bahwa pemuda sudah mulai mempunyai sikap yang sangat demokratis. Aspirasi pemuda mengalir tanpa ada yang mampu membendung untuk menyuarakan sikap politiknya, beraneka tetapi tidak anarkis. Ada yang nyata-nyata berdiri dibawah golongan politik baik secara individu maupun sebagai korps, ada yang muncul sebagai kekuatan sipil independen dan ada yang menyatakan tidak bersikap terhadap proses demokrasi yang dilangsungkan.
Ini wajar mengingat sebagai lembaga politik membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengongkosi aktivitas dan kampanye politik mereka. Untuk kepentingan itu, mereka mengusahakan bisnis dan mendirikan banyak perusahaan. Bahkan menarik para pemuda-pemudi, pengusaha dan asosiasi pengusaha untuk menjadi anggota atau duduk dibawah payung politiknya. Ini semata-mata guna membiayai kegiatan-kegiatan dan kesejahteraan organisasi onderbouwnya. Ada baiknya perusahaan yang langsung berafilasi dengan individu dan kelembagaan , maupun perusahaan yang bernaung dibawah koneksitas parpol dan pemerintah, bermain untuk memenangkan tender proyek-proyek pemerintah sebagai kue utamanya. Serumit-rumitnya dan kakunya birokrasi sedemikian rupa, ujungnya menguntungkan perusahaan yang berada dibawah pengaruh koneksitas parpol dan pemerintah. Sedangkan yang tidak termasuk dalam koneksitas tersebut tetap akan menjalankan roda perusahaanya secara independen diluar proyek pemerintahan (swasta). Dan yang belum memiliki akses usaha para pemuda tersebut berhimpun dalam kelompok-kelompok social dan cultural. Para pemuda tersebut juga membangun jejaring dan mengkreasi organisasinya agar tetap eksis sebagai wadah kepeloporan pemuda di wilayah Jatim.
Seiring perkembangan jaman dengan pandangan yang kian maju, muncul de-regulasi dan debirokratisasi ini umumnya hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan yang memiliki manajemen profesional, perusahaan yang tidak menggantungkan kepada sektor negara dan sebaliknya berorentasi kepada pasar internasional. Jelaslah pihak yang dapat menikmati keuntungan adalah perusahaan-perusahaan generasi muda yang inovatif. Generasi muda kini sudah menumbuhkan pula basis penguasaan pasar yang baru seperti di bidang spiritual, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan daya cipta teknologi yang mengikuti perkembangan global. Basis-basis baru ini merupakan tuntutan masyarakat modern, sehingga mereka dituntut disiplin untuk makin profesional inovatif. Nah, disiplin ini yang sulit dikerjakan oleh generasi yang konservatif sehingga memerlukan penyegaran-penyegaran konsepsi kedepan.
ANAK MUDA DAN MASALAHNYA
Akibat krisis ekonomi tersebut tidak hanya dirasakan oleh mereka yang tinggal kota – kota tetapi juga mewabah di hampir semua sendi masyarakat, termasuk masyarakat yang tinggal dipedesaan di Jawa Timur. Sementara disisi lain , desa banyak menyimpan kekayaan luar biasa, dan apabila ditangani dengan serius dan profesional dapat menjadi lahan pemasukan yang tidak sedikit. Kehidupan masyarakat yang tinggal dipedesaan masih didominasi oleh sector pertanian (pangan maupun holtikultura), perkebunan dan perikanan.Namun sektor ini justru minim sekali keterlibatan kaum muda sebagai penerus berlanjutnya proses menuju pengembangan industrinya. Mungkin karena minimnya akses informasi pemuda desa banyak yang mengalami kebuntuan dalam usahanya.Dan kota menjadi pilihan tujuan mencari pekerjaan atau pelarian dari ketidakmampuannya menghadapi kenyataan hidup.
Kondisi tersebut juga terjadi dikota-kota di Jawa Timur, banyak pemuda menganggur tanpa ada kesempatan mencari kerja. Ada beberapa langkah instan yang dapat dilakukan pemuda untuk menjawab permasalahannya yaitu mengadu nasib ke kota-kota besar. Tanpa perbelakan ketrampilan yang memadai sehingga sampai di kota justru tantangan bertahan hidup sehari-harilah yang menjadi masalah mereka selanjutnya. Jika para pemuda dari desa tesebut mampu bertahan di kota-kota besar di Jatim, mereka lebih banyak berada disektor informal, jasa angkutan dan industry manufacture . tapi jika mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan, maka akan menghadapi masalah. Dan masalah di kota ternyata lebih kompleks dan sangat bervariasi akibat yang ditimbulkannya. Ekses percepatan perkembangan kota, mulai dari sisi kenakalan remaja, kekerasan remaja, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, dekadensi moralitas remaja, sampai dengan kejahatan pemuda.
Kondisi kekinian pemuda dan masalahnya justru mengalami masa-masa sulit, karena respon masyarakat, aparat keamanan dan pemerintah masih menganggap minor terhadap permasalahan kepemudaan ini. Adapun kegiatan yang dianggap positif pun kadangkala tidak cukup mendapatkan perhatian. Baik dalam kegiatan sport, minat bakat, ilmu pengetahuan dan kreatifitas pemuda yang berhasil dan berprestasi mengalami kurangnya dukungan dari pihak-pihak yang berkompeten. Ajang-ajang kreatifitas pemuda lebih popular justru mengandalkan partisipasi lembaga diluar pemerintahan, NGO maupun swasta tapi itupun sekarang semakin terbatas.
INISIASI FAM JATIM
Kondisi perekonomian dunia yang semakin lama semakin tidak cukup mengalami percepatan dalam perbaikan akibatnya Indonesia terkena dampak krisis global juga. Industry di Jawa Timur sebagai propinsi di bagian timur Jawa dan sebagai sentra industry merasakan juga akibatnya. Sehingga berakibat juga pada partisipasinya dalam usaha menggerakan dinamika garirah kepemudaan di Jawa Timur. Dalam rangka penanganan dampak dari krisis ekonomi global, maka penguatan pemberdayaan masyarakat yang terbentuk dalam komunitas-komunitas anak muda, kmunitas professional muda, kelompok seniman muda ataupun kelompok lainnya tumbuh sebagai upaya menggalang semangat melanjutkan proses re generasi. Pemuda adalah tumpuan harapan bangsa kedepan sangat penting untuk dipersiapkan kecakapannya dan kapasitasnya untuk menghadapi tantangan jaman kedepan.
Wadah persiapan slag orde pemuda di Jawa Timur nampaknya semakin menjadi kebutuhan bersama antar elemen masyarakat, baik itu jalur pengusaha, seniman, karir social politik, relawan social, keilmuwan maupun industry agraris untuk merintis pengupayaanya. Wadah ini semacam Forum Anak Muda Jatim , yang mempunyai pandangan untuk memperkuat dukungan pada program-program reguler penanganan pendampingan pemuda dalam menumbuhkan inovasi kreatitifitas, produktifitas dalam pengembangan berwirausaha agar mengurangi pegangguran dan penciptaan lapangan kerja dengan pendekatan penguatan ekonomi di wilayah perdesaan dan perkotaan serta penanganan masalah sosial agar dampak krisis global dapat dicegah penyebarannya mengingat implikasi krisis finansial global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya dan situasi ini akan jauh lebih serius dibanding krisis ekonomi pada tahun 1998. Alasannya, pusat krisis terjadi pada negara tujuan eksport sehingga pasar produk eksport dipastikan terus melemah, konsekwensinya terjadi pemutusan hubungan kerja secara masal. Hal ini dapat dihindari kecuali bila ada tindakan-tindakan yang lebih optimal.
Forum Anak Muda Jatim nantinya juga sebagai sarana sharing teori maupun langkah konkrit dalam menumbuhkan inisiatif wirausaha kepada pemuda, inisiatif meningkatkan ketrampilan, minat bakat, kepemimpinan , daya cipta seni budaya dan teknologi.Pentingnya pemunculan inisyatif pemuda ini yang sering dilupakan, sehingga Forum Anak Muda Jatim inilah yang nantinya diharapkan sebagai lembaga yang mampu mensupport sepenuhnya inisyatif pemuda tentunya secara strategis akan didukung oleh pemerintah daerah propinsi Jatim beserta jajaranya. Ini penting sekali untuk menumbuhkan kepercayaan diri pemuda dalam menyusun akitifitasnya yang berkelanjutan.
Upaya pemberian keterampilan kepada pemuda telah banyak dilakukan oleh lembaga non pemerintah maupun pemerintah. Hal tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk pelatihan managemen dan bantuan modal usaha, serta pendampingan. Namun upaya untuk menumbuhkan inisiatif berwirausaha jarang dijadikan program oleh pemerintah. Salah satu hambatan yang ditemui yaitu sulitnya memasuki pikiran pemuda karena mereka lebih tertarik dengan permainan santai dari pada kelas belajar yang tegang serius. Hal ini sebetulnya bisa ditangani dengan mengemas ajang atau acara populer yang disesuaikan dengan kondisi pemuda masa kini.
Secara umum pembentukan suatu wadah Forum Anak Muda Jatim tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam membangun jejaring pemuda-pemudi dalam kewilayahan kabupaten kota di Jawa Timur. Secara khusus Forum Anak Muda Jatim berinisyatif membentuk wadah untuk membangun gerakan perbaikan lingkungan sosial ekonomi pemuda yang lebih baik di desa atau kelurahan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan penanganan masalah sosial pemuda. Menguatkan motivasi dan semangat wirausaha di perkotaan dan dipedesaan. pengembangan berwirausaha mikro sehingga berperan mengurangi angka pengangguran
GAGASAN AKTIVITAS FAM JATIM
Pekan Promosi Cipta Anak Muda,
Sarasehan Manajemen Industri Kreatif ,
Seminar Perencanaan Keluarga Sejahtera,
Workshop Tata Kelola Lingkungan Berkelanjutan,
Seminar Kepemimpinan Kaum Muda di Era Global,
Workshop Seni Budaya Anak Muda Jatim,
Liga Anak Muda Jatim,
Temu Regional Anak Muda Jatim,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar