Senin, 20 Desember 2010

MATARAM (nukilan naskah babat tanah Jawi , dedy syeh)

Bait 01
Tertulis dalam babad tanah Jawi, dalam ingatan orangtua tentang Prabu Brawijaya Sang Kertabumi, raja di Majapahit bahwa ia memperistri Putri Wandan, dan memperoleh putra tampan berwibawa rupanya, ia disebut Raden Bondan Kejawan Saat ia dilahirkan Majapahit telah mendekati kehancurannya karena itu dititipkanlah ia kepada Ki Juru Sabin apalagi karena ibundanyapun meninggal sewaktu melahirkan Setelah mencapai usia remaja Bondan Kejawan dibawa ke Tarub untuk dibina jiwa dan raganya oleh Ki Ageng Tarub ketika disanalah ia berganti nama menjadi Raden Lembu Peteng
Bait 02
Adapun Ki Ageng Tarub itu sebenarnya putra Dewi Rasawulan yaitu putri tumenggung Tuban Wilatikta yang perkasa ia pun adik Raden Said, yang disebut juga Sunan Kalijaga Ki Ageng itu menikah dengan Dewi Nawang Wulan dan menurunkan seorang anak wanita bernama Dewi Nawangsih maka dengan Dewi Nawangsihlah Bondan Kejawan menikah dan berputra Raden Getas Pandawa, yang lalu menurunkan Ki Ageng Sela, abdi setia, prajurit di kesultanan Demak Ia cakap mengabdi, bahkan turut perang melawan Majapahit tetapi setelah tua kembalilah ia ke desanya di sana menulis sebuah serat pepali untuk anak cucu
Bait 03
Dari putri Sumedang Ki Ageng sela menurunkan dua orang anak yaitu Nyi Ageng Saba dan Ki Ageng Ngenis ing Nglawean Ki Ageng Ngenis adalah pengabdi dan pendukung Mas Karebet bahkan hingga naik takhta dengan gelar Sultan Hadiwijaya Karena jasa-jasanya dari raja Pajang itu memperoleh dukuh Perdikan yaitu Nglaweyan di mana ia kemudian menetap hingga mangkatnya Putra Ki Ageng, yang bernama Ki Gede Pemanahan menjadi abdi Sultan Pajang, dan diangkat menjadi kakak Karena kasihnya ia selalu membela junjungannya hingga berani menghadapi Arya Penangsang dari Jipang seorang musuh Pajang yang sombong dan angkuh sikapnya karena dukungan Ki Juru Mertani, Ki Penjawi dan Sutawijaya berhasillah Ki Gede Pemanahan membinasakan Arya Penangsang yang gugur dalam kemarahan di aliran Bengawan Sore Karena jasanya itu maka Sultan Pajang menghadiahkan Alas Mentaok dan daerah Kadipaten Pati kepada Pemanahan dan kepada Penjawi.
Bait 04
Demikianlah maka pada suatu hari yang penuh berkat berangkatlah rombongan Ki Gede ke Alas Mataram di situ ada di antaranya: Nyi Ageng Ngenis, Nyi Gede Pemanahan Ki Juru Mertani, Sutawijaya, Putri Kalinyamat, dan pengikut dari Sesela Ketika itu adalah hari Kamis Pon, tanggal Tiga Rabiulakir yaitu pada tahun Jemawal yang penuh mengandung makna Setibanya di Pengging rombongan berhenti selama dua minggu Sementara Ki Gede bertirakat di makam Ki Ageng Pengging Lalu meneruskan perjalanan hingga ke tepi sungai Opak Di mana rombongan dijamu oleh Ki gede Karang Lo Setelah itu berjalan lagi demi memenuhi panggilan takdir hingga tiba di suatu tempat, disana mendirikan Kota Gede
Bait 05
Semakin lama negeripun semakin berkembang jua malah dilengkapi keraton yang selesai dibangun tahun 1578 Di sanalah Ki Gede Pemanahan memerintah, sebagai bawahan Pajang Hingga akhirnya mangkat dipanggil ke hadirat Sang Pencipta serta dimakamkan di halaman mesjid Agung di Kuto Gede pada tahun ber-candrasengkala “Lunga trus rumpaking bala” Maka Ki Gede Pemanahan meninggalkan tujuh orang anak: Pertama Mas Danang, yang disebut pula Sutawijaya dan sering dipanggil Raden Ngabehi Lor ing Pasar kedua Raden Jambu, ketiga Raden Santri keempat Raden Kedawung, kelima Raden Tompe keenam istri Arya Dadap Tulis, ketujuh istri Tumenggung Mayang
Bait 06
Tersebutlah Sutawijaya ditunjuk Sultan Pajang menjadi pengganti ayahnya, dengan gelar Senopati Ing Alaga Ia adalah pemimpin yang cakap, dan prajurit yang gagah perkasa tegasnya pantas ia menjadi raja, sebagaimana yang dicita-citakannya Sewaktu bertirakat di batu besar Lipura ia mendapat wahyu bahwa akan menjadi raja, yang menurunkan Wangsa Agung diperingati oleh paman Ki Martani, ia menyusuri kali Opak ke arah timur lalu bertapa di laut selatan, yaitu di tepi ombak yang menderu di tempat bernama Sawangan, di wilayah Kanjeng Ratu Kidul Sementara itu Ki Juru Martanipun memberinya dukungan dengan menjalankan prihatin tapa, di lereng gunung Merapi
Bait 07
Setelah itu bersiaplah mereka mempersiapkan kebangunan Mataram menjawab panggilan sejarah, memenuhi amanat leluhur Segala adipati, penguasa, dan tokoh di sekitar Mataram ditundukannya untuk menjadi pendukung usahanya Ki Ageng Mangir, adipati Kulon Progo, yang ingin merdeka dibinasakannya, walau ia adalah seorang menantu yaitu suami Kanjeng Ratu Pembayun, putri Senopati yang suka supaya ayahandanya dan suaminya mau bersatu Seterusnya Senopatipun memperkuat semua pasukannya juga membangun parit dan benteng, seakan menantang Pajang Setelah itu ditemukannya berpuluh dan beratus halaman tempat dituliskannya seribu satu malam alasan untuk tidak datang ke Pajang, dan bersembah kepada raja Marahlah Adiwijaya, Pajang menyerbu, pertempuran pecah di Prambanan gagah orang Mataram berjuang, maka Pajangpun mengundurkan diri Pada perjalanan pulang Sultan Adiwijaya jatuh sakit dan sangat parah keadaannya sewaktu tiba di kota penuh hormat dan kasih Senopati mengiringkan perjalanannya malah menyuruh letakkan serumpun kembalian cinta berupa kembang selasih, yang diletakkan di gerbang istana akhirnya mangkatlah Sri Sultan, terbukalah jalan bagi Mataram Maka kemenangan Mataram itu terjadi pada tahun Saka 1508 dan diperingati dengan Candrasengkala pada gerbang mesjid Agung
Bait 08
Setelah itu mulailah Sang Panembahan Senopati berperang untuk menaklukkan daerah-daerah di tanah Jawa ia pergi bertempur melawan adipati-adipati di timur bahkan pernah pula berlaga melawan Pati berperang melawan Pragola Pertama, putra Ki Penjawi demikianlah hidupnya penuh perjuangan, hingga ia mangkat pada tahun 1601 di Bale Kajenar yang disebut juga Gedhong Kuning seperti ayahandanya iapun dimakamkan di halaman mesjid Agung di ibukota praja Mataram, negeri para perwira
Bait 09
Lalu naiklah raja baru, yaitu Mas Jolang, anak Kanjeng Ratu Pati ia mengenakan gelar Sunan Hadi Prabu Anyakrawati Walaupun sebentar memerintah iapun sering bertempur melawan para adipati di timur dan di pesisir utara serta terus berusaha menanam pengaruh, di Sumatra dan Sukadana Di bidang pembangunan ia rajin memperindah istana juga tekun mendorong perkembangan sastra Sebagai contoh adalah menjadi majunya ilmu pewayangan sebagai buah-tangan hasil karya Ki Dalang Panjang Mas Adapun Sunan Hadi Prabu Anyakrawati mangkat ketika celaka sewaktu melakukan perburuan di Krapyak maka iapun disebut orang Panembahan Seda Krapyak ia dimakamkan di Kota Gede bersama dengan seluruh keluarga istana
Bait 10
Lalu naik takhtalah Mas Rangsang, putra prabu dari Kanjeng Ratu Pajang pembawaannya sungguh seperti Senopati Ing Alaga dan sebagai imam disebut pula Sayidin Panatagama Khalifatullah sedangkan gelarnya adalah Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma Ia adalah negarawan yang berkemauan dan bercita-cita keras bijaksana, jujur, adil, menyukai sastra, dan bertakwa Sejak mulai memerintah tekun membina roda pemerintahan memperkuat tentara dan mengukuhkan kehormatan Mataram kesiagaan kerajaan agung ditingkatkan dan kewaspadaan dijaga sebab dimana-mana timbul tantangan dan perlawanan Tahun 1614 Mataram menyerbu kota-kota Pasuruan dan Lumajang tetapi lalu mundur di kejar gabungan tentara Wetan pecah pertempuran di tepi sungai Andaka dan Matarampun jaya Tahun 1615 di bawah pimpinan Prabu Agung Mataram menyerbu Wirasaba, kota benteng di Maja Agung, diporak-porandakan Tetapi telah berkumpul di Lasem para adipati Wetan dipimpin dipati Surabaya yang ingin menahan kemajuan Mataram Tentara Mataram yang sedang kembali dikejar mundur hingga di Pajang dimana tentara Wetan dipukul mundul Tidak menyerah pada tahun 1616 gabungan adipati Wetan ganti menyerbu di Siwalan-Pajang pecah pertempuran yang dimenangkan Mataram terus Mataram maju menyerang dan merebut Lasem dan pada tahun berikutnya menaklukkan Pasuruan hingga adipatinya terpaksa lari ke Surabaya
Bait 11
Seterusnya pada tahun 1618 Pajang memberontak maka dijarah habis kotanya dihancurkan dan penduduknya digiring ke Mataram Tahun 1619 pelabuhan Tuban di kepung selama berbulan-bulan hingga rakyatnya menyerah karena tak tahan derita Tahun 1620 dan 1621 Mataram menyerbu Surabaya, tetapi gagal sebab selat Madura belum dikuasai, dan bantuan pangan tetap datang dari para sekutu di Madura dan di Sukadana Tahun 1623 Mataram menyerbu lagi dengan ganasnya habis rusak Jortan, Gresik dan seluruh kitaran Surabaya Adipati Kendalpun dikirim untuk merebut Sukadana Tetapi tetap saja Surabaya tangguh bertahan dalam serbuan itu akhirnya gelombang prajurit Mataram menyapu Madura Sumenep, Bangkalan dan Sampang semua tunduk tanpa kecuali banyak para ningrat terbunuh, banyak pula yang lari ke Giri dan Banten Setelah itu dikepunglah Surabaya dan dibendunglah sungai Mas ditaburkan racun dan bisa pada airnya yang menggenang di kota ribuan rakyatnya mati karena penyakit dan kelaparan maka setelah bertempur dengan penuh keberanian dan kegagahan akhirnya Surabaya tunduk dan menyerah kalah Pada tahun 1625 yaitu di puncak kejayaan Mataram dibuatlah meriam Pancawura sebagai lambang kekuasaan Tetapi perang penaklukkan oleh Mataram belum selesai sebab tanah Jawa belumlah semuanya tunduk
Bait 12
Pada tahun 1627 Prabu Agung memimpin pasukan menyerbu Pati karena Pragola kedua terlihat akan memberontak kota Pati dijarah habis dan rakyatnya dijadikan tawanan sedangkan keluarga Pragolapun sirna dari sejarah Jawa Setelah itu bersama tentara Sunda dari Ukur dan Sumedang pasukan Mataram menyerbu kedudukan Belanda di Betawi dalam penyerbuan pertama di tahun 1625 dan dalam penyerbuan kedua di tahun 1626 Walaupun gagah dalam menyerbu Mataram terpaksa mundur karena kuatnya pertahanan kota Belanda di Betawi dan jayanya armada laut serta mutakhirnya persenjataan Beberapa saat setelah itu bergolak pula daerah Kulon karena Ukur dan Sumedang memberontak kepada raja maka dengan dukungan Panembahan Cirebon dan para umbul Sunda menyerbulah Mataram dan memadamkan pemberontakan sedangkan adipati Ukurpun dihukum mati
Bait 13
Tetapi Sultan Agung bukanlah hanya pemenang dalam perang sebab ia juga menjadi pelopor pembangunan dan kebudayaan Kraton didirikan, mesjid diperindah, dan gerbang Tembayat dipugar Ia menulis surat sastra Gending, tentang hal kebatinan yaitu persatuan antara sastra aksara dan gending marifat Ia juga menyatukan tarikh saka dan tarikh hijrah dan memadu perayaan garebeg dengan puasa dan maulud maka di masa itu ia memerintahkan penulisan babad kejayaan Walaupun semua berjalan dengan lancar dan baik terjadi pula beberapa keresahan di Mataram Pada tahun 1630 beberapa pengikut Tembayat dengan dukungan Tepasana dan Kajoran memberontak tetapi kemudian tunduk kepada kewibawaan Prabu Agung Selanjutnya pada tahun 1636 Panembahan Kawis Guwa yaitu keturunan Sunan Giri, menolak kekuasaan Mataram akibatnya Giri diserbu dan Panembahan dikalahkan Pada tahun 1635 Matarampun telah menyerbu Balambangan dan Panatukan yang kukuh bertahan karena bantuan Dewa Agung dari Gelgel Lalu pada tahun 1639 sekali lagi Mataram menyerbu ke timur Setelah menang ingin terus menyerbu ke pulau Bali tetapi rencana dibatalkan karena banyak perwira telah gugur Demikianlah Mataram itu pada puncak kekuasaannya besar, megah dan sangat unggul di sebagian besar Jawa serta dihormati oleh Jambi, Palembang, Banjar dan Makasar yang sering mengirimkan utusan dengan hadiah ke ibu kota Akhirnya pada bulan Februari tahun masehi 1646 mangkatlah Sultan Agung dan dimakamkan di Imogiri yaitu bukit pemakaman keramat keluarga istana yang menjadi lambang dan tanda keagungan Mataram
Bait 14
Lalu naik takhtalah Pangeran Adipati Anom, putra prabu dari Kanjeng Ratu Kulon yang memerintah dengan gelar Susuhunan Amangkurat pertama Pada dirinya itulah terhimpun riwayat dan sejarah keluarga dari pihak ayahandanya berdarah Senopati dan Pamanahan dari pihak ibundanya ia mewarisi darah para pemuka Sunda Sebab ibunda Kanjeng Ratu Kulon bukan saja memiliki Batang, sebagai tanah gaduhan tetapi ia juga putri Panembahan Cirebon, yaitu Panembahan Ratu Sedangkan Panembahan Ratu adalah turunan darah Syarif Hidayatullah yaitu wali yang disebut Susuhunan Gunung Jati, dan Ibunda Gunung Jati adalah Nyi Rara Santang yang saleh adik Panembahan Cakrabuwana, yaitu Raden Arya Santang atau Haji Abdul Iman dan kakak Sunan Rakhmat Suci, yaitu Raden Kian Santang atau Prabu Sagara Maka mereka bertiga itu adalah anak Nyi Ratu Subang Karancang yaitu santri wanita, putri patih Mangkubumi dari Jayasingapura yang dijadikan istri oleh Prabu Siliwangi Ratu Jayadewata penguasa Prahajyan Sunda yang agung dan luhur disebut juga Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran Karena itu pada diri sang Adipati Anomlah bersatu darah Brawijaya, darah Mataram dan darah Siliwangi
Bait 15
Adapun masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat Ingalaga Mataram itu penuh dengan kemelut, bencana, dan gejolak musuhnya banyak baik di luar maupun di dalam istana baik di kalangan sentana raja, ulama, maupun penguasa daerah dan sering pula mengalami pecahnya pemberontakan Pada tahun 1647 Balambangan mengangkat senjata dipimpin Tawang Alun yang ingin merdeka dari Mataram maka terjadilah penyerbuan ke timur dan pertempuranpun pecah banyaklah pejabat Mataram yang gugur dalam memadamkan pemberontakan Demikian pula di Mataram Pangeran Alit dibinasakan para pengawal raja karena dengan keris terhunus ingin membunuh kakanda prabu Seterusnya Amangkurat bersilang jalan pula dengan Pamanda Purbaya dan bahkan di kemudian hari dengan anak kandungnya, Adipati Anom yang lahir dari Kanjeng Ratu Surabaya, putri Pangeran Pekik yaitu Adipati Surabaya yang dihukum mati Amangkurat Maka dalam suasana kemelut dan pecah-belah itu kekuatan lawan perlahan-lahan mulai tersusun Trunojoyo, turunan Sampang dan Bangkalan membangkang dibantu Kraeng Galesung, pemimpin pelarian Makasar di Demang-Basuki didukung oleh keluarga besar Kajoran di Klaten yang di pimpin oleh Raden Kajoran Ambalik, yaitu Panembahan Rama bahkan putra mahkota Adipati Anom mulanya bersahabat dengan Trunojoyo
Bait 16
Pada tahun 1675 serangan Madura dan Makasar datang melanda dan secara singkat wilayah dari Gresik hingga Pajarakan jatuh di Madura Trunojoyo mengambil gelar Panembahan Maduretna dan dengan restu Sunan Giri menundukkan kota Surabaya Akhirnya bergeraklah tentara Mataram dengan dukungan pasukan Sunda di bawah pimpinan Pangeran Purbaya dan Adipati Anom yang bersetengah hati pertempuran pecah di Gegodog, di sebelah timur Tuban Mataram dikalahkan, Purbaya gugur dan Anom melarikan diri Tentara Trunojoyo terus menyerbu dengan penuh semangat hingga jatuh seluruh pantai utara, kecuali kota Jepara Sementara itu Belanda ingin melihat Mataram berkuasa terus maka pada tahun 1677 menyerbu Madura dan merusak Maduretna Tetapi tentara Trunojoyo dan Kajoran telah memasuki Mataram tanpa tertahan oleh para pangeran yang terpecah belah maka kraton di Pleredpun jatuh serta dibakar habis seluruh harta kekayaannya diangkut ke Jawa Timur
Bait 17
Dalam keadaan sakit Susuhunan mengundurkan diri ke barat untuk meminta bantuan keluarga ibunya merebut Mataram dengan diiringi keluarga dan para pengawal yang setia dilintasinya Bagelen, pegunungan Kendeng, wilayah Banyumas kemudian terus ke utara menujun ke daerah Batang Sementara itu Adipati Anom bertobat dan menggabungkan diri lalu dari tangan ayahnya menerima semua pusaka kraton Sebelum mencapai Tegal Susuhunan Amangkurat meninggal dunia dan disemayamkan di sebuah bukit kecil di Tegal Arum dan sejak saat itu disebut Panembahan Seda Tegal Arum
Bait 18
Maka hilanglah segala kebingungan dan kelesuan dari putra sang Prabu bangkitlah semangatnya dan bercahaya wajahnya karena wahyu keratuan disebutnya dirinya dengan gelar Susuhunan Amangkurat kedua dan diterimanya pengakuan dari para pangeran dan penguasa Pasir luhur, Batang, Cirebon, Semarang dan Jepara mendukungnya juga diterimanya janji untuk membantu dari Belanda Bersama pasukannya ia maju kearah timur untuk merebut hak tetapi tertahan di batas Mataram, karena ulah kakanda Puger yang dalam keadaan kacau telah mengangkat dirinya menjadi raja maka Amangkurat Amral berbelok ke utara menuju Jepara di sana menandatangani perjanjian dengan Belanda dilepasnya seluruh hak atas Jawa Barat, dan ditanggungnya biaya perang kemudian Belanda merebut seluruh wilayah Pantai utara untuk diserahkan kembali sebagai milik Susuhunan Raja Mataram sendiri merebut Kediri, dimana Trunojoyo ditangkap dengan kerisnya sendiri Susuhunan menghukumnya mati Lalu pada tahun1680 Amangkurat mendirikan istana di Pajang-Wanakerta dan pada tahun 1681 menerima penyerahan diri kakanda Puger tetapi keluarga Kertasana dari Brantas dan Kajoran dari Klaten begitu pula orang-orang Wanakusuma dari Gunung Kidul dengan teguh meneruskan perjuangan mereka hingga kelak bergabung dengan Untung Surapati di tahun 1686
Bait 19
Susuhunan Amangkurat ke dua memerintah hingga tahun 1703 yaitu tahun dimana sang prabu meninggal dunia dan dimakamkan Lalu naik takhtalah putra sang prabu, yaitu Susuhunan Amangkurat ketiga dibantu oleh Patih Nerang Kusuma, Panembahan Cakraningrat dan Untung Surapati raja muda itu ingin mengikis habis pengaruh Belanda di Mataram Pamanda Puger yang ingin menjadi raja merasa dicurigai maka larilah ia ke Semarang untuk meminta bantuan Belanda kembali bersama Belanda ke Mataram ia mengangkat dirinya menjadi raja dan disebut dengan gelar Sinuwun Pakubuwono pertama sedangkan Amangkurat ke tiga dan para pengikutnya lari ke timur untuk meneruskan perjuangan melawan Belanda bersama Surapati Setelah Surapati gugur pada tahun 1706 Susuhunan terus melawan hingga tahun 1708 yaitu ketika ia menyerah kepada Belanda Seterusnya ia diasingkan ke negeri Sailan, hingga mangkat disana pada tahun 1737.
Bait 20
Di negeri Mataram Pakubuwana pertama diikuti oleh yang kedua dan ketiga maka pada masa Pakubuwana ketigalah Pangeran Mangkubumi memberontak Karena ia tak terkalahkan diadakanlah perjanjian Giyanti pada tahun 1755 Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta di Surakarta berkuasa wangsa Pakubuwana dan di Yogyakarta wangsa Hamengkubuwana Selanjutnya terjadi lagi pemberontakan oleh Raden Mas Said, putra Mangkunegara, yang selama masa peperangan disebut Pangeran Samber Nyawa Iapun tak terkalahkan, sepak terjangnya benar-benar perkasa Pada tahun 1757 diadakanlah perjanjian Salatiga antara Raden Mas Said, Kasunanan dan Kompeni Belanda di mana di sepakati bersama pembentukan wilayah Mangkunegaran Terakhir adalah pembentukan wilayah Paku Alaman Sewaktu Inggris menguasai Jawa dari tahun 1814 hingga 1818 ketika itu Pangeran Natakusuma dianggap berjasa dan diangkat Gubernur Jendral menjadi Sri Paku Alam Kesatu Demikianlah berlalu kebesaran dan kejayaan Mataram untuk dikenang oleh semua orang yang menjadi pewarisnya

FORUM ANAK MUDA JAWA TIMUR

Untuk mengkosolidasikan wilayah , sumber ekonomi dan sumber daya manusia di jawa Timur melalui kekuatan fisik simbol - simbol modern professional perlu disiapkan.Cara hidup modern dan professional ternyata memberikan inspirasi yang cerdas bagi konsep koneksitas pemuda di Jatim. Dalam kondisi demikian idealisasi konsep pemuda sebagai ksatria pelopor berlangsung cukup terarah ke dalam partisipasi pembangunan . Konsep pemuda ksatria pelopor juga sering disebut " jiwa kejuangan ". Secara cultural tertanam “ jiwa kejuangan “ diantaranya rasa ikut memiliki, rasa ikut menjaga kepentingan bersama, dan rasa sadar dalam mengkoreksi diri sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman global ini, kejuangan pemuda - pemudi di Jatim ini semakin tipis. Mungkin karena tidak ada sambutan yang mampu mengakomodasi kepentingan mereka, sehingga pilihanya justru mengarah individualistis.
Hampir tak nampak keterlibatan para pemuda secara intens dengan urusan kepeloporan mengembalian kebesaran Majapahit, konsep Bhayangkara Gajah Mada, atau kegigihan sikap diplomasi Bung Karno, sikap darah juang 10 November Bung Tomo mengusir penjajah republic. Juga tentang kejelasan kepentingan ekonomi pemuda dibalik kemampuan profesionalnya. Bahkan tidak jarang golongan muda dianggap hanya memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada rakyat jelata pada umumnya. Upaya untuk mengisi konsep kepemudaan ini tentu terdorong oleh kesadaran bahwa untuk mengkonsolidasikan wilayah dan sumber-sumber ekonomi tidak cukup melalui pengaruh social cultural saja, tetapi juga melalui kekuatan kemampuan penguasaan teknologi informasi serta pengamanan ketertiban pertahanan kewilayahan. Bagaimana peran pemuda menjadi pelopor penggerak pembangunan sumber-sumber ekonomi dan manusia di Jawa Timur ini.
Implementasi ini terlihat dari aspirasi pemuda dalam mengusung pola kepemimpinan di Jatim, yang sekaligus mencerminkan perpaduan pendekatan modern tradisional dalam kekuasaan dan kehidupan sosial. Terbukti dalam penyelenggaraan proses demokrasi procedural baik Pilgub langsung maupun Pilbup dan Pilwalkot tidak ada goncangan yang berarti. Ini menunjukan sikap pemuda Jatim yang lebih menonjolkan sikap rasional yang dipadukan dengan kepentingan social kultur. Hal ini suatu perkembangan yang perlu diperhatikan oleh para penyelenggara pemerintahan di Jatim, bahwa pemuda sudah mulai mempunyai sikap yang sangat demokratis. Aspirasi pemuda mengalir tanpa ada yang mampu membendung untuk menyuarakan sikap politiknya, beraneka tetapi tidak anarkis. Ada yang nyata-nyata berdiri dibawah golongan politik baik secara individu maupun sebagai korps, ada yang muncul sebagai kekuatan sipil independen dan ada yang menyatakan tidak bersikap terhadap proses demokrasi yang dilangsungkan.
Ini wajar mengingat sebagai lembaga politik membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengongkosi aktivitas dan kampanye politik mereka. Untuk kepentingan itu, mereka mengusahakan bisnis dan mendirikan banyak perusahaan. Bahkan menarik para pemuda-pemudi, pengusaha dan asosiasi pengusaha untuk menjadi anggota atau duduk dibawah payung politiknya. Ini semata-mata guna membiayai kegiatan-kegiatan dan kesejahteraan organisasi onderbouwnya. Ada baiknya perusahaan yang langsung berafilasi dengan individu dan kelembagaan , maupun perusahaan yang bernaung dibawah koneksitas parpol dan pemerintah, bermain untuk memenangkan tender proyek-proyek pemerintah sebagai kue utamanya. Serumit-rumitnya dan kakunya birokrasi sedemikian rupa, ujungnya menguntungkan perusahaan yang berada dibawah pengaruh koneksitas parpol dan pemerintah. Sedangkan yang tidak termasuk dalam koneksitas tersebut tetap akan menjalankan roda perusahaanya secara independen diluar proyek pemerintahan (swasta). Dan yang belum memiliki akses usaha para pemuda tersebut berhimpun dalam kelompok-kelompok social dan cultural. Para pemuda tersebut juga membangun jejaring dan mengkreasi organisasinya agar tetap eksis sebagai wadah kepeloporan pemuda di wilayah Jatim.
Seiring perkembangan jaman dengan pandangan yang kian maju, muncul de-regulasi dan debirokratisasi ini umumnya hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan yang memiliki manajemen profesional, perusahaan yang tidak menggantungkan kepada sektor negara dan sebaliknya berorentasi kepada pasar internasional. Jelaslah pihak yang dapat menikmati keuntungan adalah perusahaan-perusahaan generasi muda yang inovatif. Generasi muda kini sudah menumbuhkan pula basis penguasaan pasar yang baru seperti di bidang spiritual, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan daya cipta teknologi yang mengikuti perkembangan global. Basis-basis baru ini merupakan tuntutan masyarakat modern, sehingga mereka dituntut disiplin untuk makin profesional inovatif. Nah, disiplin ini yang sulit dikerjakan oleh generasi yang konservatif sehingga memerlukan penyegaran-penyegaran konsepsi kedepan.

ANAK MUDA DAN MASALAHNYA

Akibat krisis ekonomi tersebut tidak hanya dirasakan oleh mereka yang tinggal kota – kota tetapi juga mewabah di hampir semua sendi masyarakat, termasuk masyarakat yang tinggal dipedesaan di Jawa Timur. Sementara disisi lain , desa banyak menyimpan kekayaan luar biasa, dan apabila ditangani dengan serius dan profesional dapat menjadi lahan pemasukan yang tidak sedikit. Kehidupan masyarakat yang tinggal dipedesaan masih didominasi oleh sector pertanian (pangan maupun holtikultura), perkebunan dan perikanan.Namun sektor ini justru minim sekali keterlibatan kaum muda sebagai penerus berlanjutnya proses menuju pengembangan industrinya. Mungkin karena minimnya akses informasi pemuda desa banyak yang mengalami kebuntuan dalam usahanya.Dan kota menjadi pilihan tujuan mencari pekerjaan atau pelarian dari ketidakmampuannya menghadapi kenyataan hidup.

Kondisi tersebut juga terjadi dikota-kota di Jawa Timur, banyak pemuda menganggur tanpa ada kesempatan mencari kerja. Ada beberapa langkah instan yang dapat dilakukan pemuda untuk menjawab permasalahannya yaitu mengadu nasib ke kota-kota besar. Tanpa perbelakan ketrampilan yang memadai sehingga sampai di kota justru tantangan bertahan hidup sehari-harilah yang menjadi masalah mereka selanjutnya. Jika para pemuda dari desa tesebut mampu bertahan di kota-kota besar di Jatim, mereka lebih banyak berada disektor informal, jasa angkutan dan industry manufacture . tapi jika mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan, maka akan menghadapi masalah. Dan masalah di kota ternyata lebih kompleks dan sangat bervariasi akibat yang ditimbulkannya. Ekses percepatan perkembangan kota, mulai dari sisi kenakalan remaja, kekerasan remaja, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, dekadensi moralitas remaja, sampai dengan kejahatan pemuda.

Kondisi kekinian pemuda dan masalahnya justru mengalami masa-masa sulit, karena respon masyarakat, aparat keamanan dan pemerintah masih menganggap minor terhadap permasalahan kepemudaan ini. Adapun kegiatan yang dianggap positif pun kadangkala tidak cukup mendapatkan perhatian. Baik dalam kegiatan sport, minat bakat, ilmu pengetahuan dan kreatifitas pemuda yang berhasil dan berprestasi mengalami kurangnya dukungan dari pihak-pihak yang berkompeten. Ajang-ajang kreatifitas pemuda lebih popular justru mengandalkan partisipasi lembaga diluar pemerintahan, NGO maupun swasta tapi itupun sekarang semakin terbatas.


INISIASI FAM JATIM

Kondisi perekonomian dunia yang semakin lama semakin tidak cukup mengalami percepatan dalam perbaikan akibatnya Indonesia terkena dampak krisis global juga. Industry di Jawa Timur sebagai propinsi di bagian timur Jawa dan sebagai sentra industry merasakan juga akibatnya. Sehingga berakibat juga pada partisipasinya dalam usaha menggerakan dinamika garirah kepemudaan di Jawa Timur. Dalam rangka penanganan dampak dari krisis ekonomi global, maka penguatan pemberdayaan masyarakat yang terbentuk dalam komunitas-komunitas anak muda, kmunitas professional muda, kelompok seniman muda ataupun kelompok lainnya tumbuh sebagai upaya menggalang semangat melanjutkan proses re generasi. Pemuda adalah tumpuan harapan bangsa kedepan sangat penting untuk dipersiapkan kecakapannya dan kapasitasnya untuk menghadapi tantangan jaman kedepan.

Wadah persiapan slag orde pemuda di Jawa Timur nampaknya semakin menjadi kebutuhan bersama antar elemen masyarakat, baik itu jalur pengusaha, seniman, karir social politik, relawan social, keilmuwan maupun industry agraris untuk merintis pengupayaanya. Wadah ini semacam Forum Anak Muda Jatim , yang mempunyai pandangan untuk memperkuat dukungan pada program-program reguler penanganan pendampingan pemuda dalam menumbuhkan inovasi kreatitifitas, produktifitas dalam pengembangan berwirausaha agar mengurangi pegangguran dan penciptaan lapangan kerja dengan pendekatan penguatan ekonomi di wilayah perdesaan dan perkotaan serta penanganan masalah sosial agar dampak krisis global dapat dicegah penyebarannya mengingat implikasi krisis finansial global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya dan situasi ini akan jauh lebih serius dibanding krisis ekonomi pada tahun 1998. Alasannya, pusat krisis terjadi pada negara tujuan eksport sehingga pasar produk eksport dipastikan terus melemah, konsekwensinya terjadi pemutusan hubungan kerja secara masal. Hal ini dapat dihindari kecuali bila ada tindakan-tindakan yang lebih optimal.

Forum Anak Muda Jatim nantinya juga sebagai sarana sharing teori maupun langkah konkrit dalam menumbuhkan inisiatif wirausaha kepada pemuda, inisiatif meningkatkan ketrampilan, minat bakat, kepemimpinan , daya cipta seni budaya dan teknologi.Pentingnya pemunculan inisyatif pemuda ini yang sering dilupakan, sehingga Forum Anak Muda Jatim inilah yang nantinya diharapkan sebagai lembaga yang mampu mensupport sepenuhnya inisyatif pemuda tentunya secara strategis akan didukung oleh pemerintah daerah propinsi Jatim beserta jajaranya. Ini penting sekali untuk menumbuhkan kepercayaan diri pemuda dalam menyusun akitifitasnya yang berkelanjutan.

Upaya pemberian keterampilan kepada pemuda telah banyak dilakukan oleh lembaga non pemerintah maupun pemerintah. Hal tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk pelatihan managemen dan bantuan modal usaha, serta pendampingan. Namun upaya untuk menumbuhkan inisiatif berwirausaha jarang dijadikan program oleh pemerintah. Salah satu hambatan yang ditemui yaitu sulitnya memasuki pikiran pemuda karena mereka lebih tertarik dengan permainan santai dari pada kelas belajar yang tegang serius. Hal ini sebetulnya bisa ditangani dengan mengemas ajang atau acara populer yang disesuaikan dengan kondisi pemuda masa kini.


Secara umum pembentukan suatu wadah Forum Anak Muda Jatim tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam membangun jejaring pemuda-pemudi dalam kewilayahan kabupaten kota di Jawa Timur. Secara khusus Forum Anak Muda Jatim berinisyatif membentuk wadah untuk membangun gerakan perbaikan lingkungan sosial ekonomi pemuda yang lebih baik di desa atau kelurahan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan penanganan masalah sosial pemuda. Menguatkan motivasi dan semangat wirausaha di perkotaan dan dipedesaan. pengembangan berwirausaha mikro sehingga berperan mengurangi angka pengangguran


GAGASAN AKTIVITAS FAM JATIM

Pekan Promosi Cipta Anak Muda,
Sarasehan Manajemen Industri Kreatif ,
Seminar Perencanaan Keluarga Sejahtera,
Workshop Tata Kelola Lingkungan Berkelanjutan,
Seminar Kepemimpinan Kaum Muda di Era Global,
Workshop Seni Budaya Anak Muda Jatim,
Liga Anak Muda Jatim,
Temu Regional Anak Muda Jatim,

JALAN JALAN RAJA HAYAM WURUK

NAPAK TILAS PERJALANAN HAYAM WURUK
SEBUAH PENGGALIAN ASET BUDAYA JAWA TIMUR

Tidak dapat disangkal bahwa kakawin adalah sumber tertulis ,yang sangat penting bagi pengetahuan kita tentang seiarah pulau Jawa pada abad ke-l4. Kakawin NEGARAKRTAGAMA tersebut, yang selesai ditulis oleh Mpu Prapanca. Mpu Prapanca sebagai sosok penulis pada jaman dulu yang sangat menjiwai peranya, yaitu sebagai jurnalis yang tidak “istana sentris” karena beliau selain menggambarkan kondisi Raja Hayam Wuruk, Mahapatih Gajahmada juga menggambarkan kondisi lingkungan masyarakat sekitar perjalanan raja.

Selama lebih dari tiga perempat abad penelitian terhadap Kakawin
NEGARAKRTAMA berdasarkan satu naskah saja yaitu naskah yang diselamatkan dari reruntuhan Puri Cakranagara di Lombok pada tahun 1894.Tetapi secara tidak terduga pada sekitar akhir tahun 1970an puluhan beberapa contoh naskah lontar lyang serupa ditemukan didaerah Klungkung dan Karang Asem Bali sehingga mendorong para peneliti untuk membandingkan dengan naskah yang terdahulu.

Penelitian terhadap kakawin Negarakrtagama mula-mula dilakukan oleh seorang sarjana belanda yaitu Dr. JLA Brandes. Berdasarkan transkripsi tersebut kemudlan H. Kern secara bertahap menyediakan terjemahan dalam bahasa belanda yang diterbitkannya pada tahun 1919, dilengkapi dengan catatan oleh N.J. Krom. Dari jejak Kern kemudian diikuti oleh beberapa sarjana lain dengan membuat beberapa terjemahan terhadap kakawin antara lain seperti Poerbaijaraka C.C.Berg, F.D.K. Bosch serta A teeuw dan Uhlen Beck . Selain itu Slamet Mulyana yang menterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 1953. Akhirnya naskah tersebut di teliti ulang oleh Th.Pigeaud secara lebih mendalam dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Studi yang monumental tersebut berjudul Java in the l4th century, diterbitkan pada tahun 1960 -1963. Pada tahun 1995 S.O Robson muncul terjemahan dengan gaya bahasanya , yaitu “Desawarnana” yang diterbitkan oleh KITLV di Leiden. Terbittan ini bisa dikatakan naskah terjemahan yang paling sempurna.Mungkin karena Robson mengabaikan kualitas satra, dia hanya mengutamakan makna yang tepat agar nantinya berguna sebagai pegangan para sastrawan, agama, peneliti purbakala maupun sejarawan di kemudian hari. Dia mengarahkan untuk melihat isi pokok pandangan Prapanca mengenai gambaran kondisi desa-desa di wilayah kekuasaan Majapahit pada abad 14 tersebut.
Gagasan untuk mempromosikan napak tilas Raja Hayam wuruk sudah dilontarkan sejak Soelarso menjadi Gubernur Jatim pada tahun 1992. Buku dengan judul “The king’s Trail” merupakan gagasan yang sebenarnya patut untuk didukung dan dikonktritkan sebagai guideline sejarah dan aset budaya di Jatim.Dalam naskah Desawarnana pupuh 17-60 terdapat penggambaran perjalanan Raja yag menempuh jarak 600 km dengan 175 tempat atau desa yang disinggung oleh Prapanca dan 50 nama tempat.

Tidak puas dengan studi pendahulunya maka Nigel , mengadakan penelusuran dengan kemampuannya menerjemahkan naskah dipadu empirik lapangan. Dia melakukannya selama tiga tahun di lapangan berhasil memperoleh sejumlah data yang cukup memuaskan walaupun harus diakui bahwa masih terdapat banyak tempat yang memerlukan penelitian iebih lanjut. Napaktilas Nigel merupakan langkah awal terbukanya informasi teraktual. Sehingga mendorong kami para pemuda Jawa Timur terutama tim Jember Heritaged untuk terjun dan mencari jejak sejarah peninggalan Jejak perjalanan Raja Hayam Wuruk pada abad 14 yang makin lama makin kabur. Semoga bahan yang kami kumpulkan dari lapangan , baik berupa foto maupun data wawancara dari berbagai sumber akan dapat menjadi landasan bagi suatu terbitan yang menarik. Harapan kami informasi ini nantinya membantu proses pembangunan di daerah JawaTimur, khususnya di sektor budaya dan pariwisata.


Beberapa nama yang disebut dalam naskah Negarakrtagama atau Desawarnana adalah Napak tilas Raja Hayam Wuruk abad 14 yang berada di wilayah jember dan sekitarnya antara lain :

Prapanca menceritakan bahwa sadeng dan Keta ditaklukkan pada tahun 1253 tahun saka (1331 M) waktu itu seluruh bumi nusantara dibawah perlindungan mahapatih gajahmada . Digambarkan mahapatih ini terkenal bijaksana, kemudian pada 1364 M jatuh sakit danmneinggal dunia.(nag 70:3) Perjalan yang diceritakan sebagai berikut “ pagi-pagi sekali berangkat menuju Sadeng melalui Kunir (kuniur adalah nama desa di Lumajang sebelah timur yang berbatasan dengan Jember) dan Basini, menginap beberapa malam menikmati keindahan alam di sekitar sarampwan. Dari sadeng raja haym wuruk menuju kutha bacok yang tereletak dipinggir pantai melihat karang yang terkena ombak dan terpencar seperti hujan. (nag 22: 4-5). Setelah bermalam di muara sungai bondoyudo (rabut lawang) rombongan Raja lurus ketimur menyeberangi sunagi Besini disekitar Gumukmas (ada peninggalan candi gumukmas/ candi boto) diteruskan ke Puger. Diceritakan tentang gunung watangan sebelh timur desa Puger, bahwa terdapat nama sarampwan disekitar gunung tersebut. Sekitar Kucur 2km sebelah barat gunung watangan terdapat makam “mbah srampon” (menurut sumber nelayan mbah sirat/ penjaga makam). Mbah sirat menjelaskan makam ini lebih dikenal dengan nama makam Mbah tanjung. Menuju timur lagi terdapat nama kuta bacok (watu ulo) dengan formasi gunung karangnya, dulu dikenal orang salah satu puncaknya adalah gunung bacok.

Perjalanan dari kuta bacok menuju patukangan, mengenai perjalanan Raja dari kuta Bacok (watu ulo) sampai dengan Patukangan (situbondo) memang beberapa daerah sudah tidak bisa teridentifikasi dari penceritaan Prapanca. Mugkin karena daerah-daerah yang ditulis Prapanca kini sudah berganti nama (gelombang migrasi orang madura). Beberapa nama yang teridentifikasi diroadmap adalah dari Balung , Renes (Wirowongso Ajung) , pakusari (dulu pakis haji), mayang (menyusuri kali Mayang) menuju Kalisat sukowono dan Tamanan . Selepas dari sana, kemudian menuju Pakambangan atau Gambang desa Tlogosari Bondowoso. Prajekan bondowoso dan menuju ke panarukan atau patokengan (Patukangan).

Sementara beberapa nama desa yang lainya seperti Pakusari (pakis haji), pakembangan( pakambangan), tangsil (tamangsil), jurang dalem nama-nama ini seperti yang terdapat dalam naskah Negarakrtagama tetapi masih belum memberikan kepastian. Patukangan dapat diidenfikasikan dengan Desa Patokengan, Desa peleyan Kec. Panarukan kabupaten Situbondo. Disana terdapat tanah lapang dengan sebutan kota bedah, ditemukan pecahan keramik. Orang disana mengenalnya peninggalan Adipoday (masyarakat setempat menyatakan raja ini bersasal dari Pulau Sepudi madura) ayah Joko Tole (menurut madura) sedang menutur orang jawa daerah ini terdapat kepala minak jinggo. Disana juga terdapat batu besar yang konon kabarnya dipakai sebagai tambatan perahu ( kini letaknya jauh dari pantai). Konon sungai sampayan dulu terkenal begitu besarnya hingga kapal bisa sandar dekat dengan kota Panarukan Situbondo (sejarah PT jakarta Loyd melakukan pengiriman tembakau dari dermaga Panarukan). Tetapi sementara kita akan mengamati nama-nama desa yang ada di sekitar jember dulu sebagai permulaan. Untuk memulai mengamati kembali nama desa-desa dalam kakawin tersebut, kita akan mencoba menelaah nama-mana itu dari daerah Jember dan sekitarnya. Nama-nama tersebut terdapat dalamnya antara lain;



Nama desa sekitar jember dalam pupuh dan perkiraan kondisi sekarang

1. Wedhi guntur 22:2 Pantai blok kelor cakru kec.kencong jember
2. Bajraka Angsa(bawahan). Biara taladhwaja, pantai (bujangga manik )
3. palumbwan 22:3 hutan Sektar desa cakru kencong jember
4. Rabut lawang Muara bondoyudoMayangan/ gumukmas/ cakru
5. Balater Gumukmas
6. Kunir 22:4 Kunir Perbatasan jember lumajang
7. Basini Desa/ sungai Ds besini puger kulon atau kali besini gumukmas
8. Sadeng Desa Sadengan grenden puger
9. Sarampwan Desa Sarampon sempat dilalui bujangga manik/masih ada makam mbah srampon Kucur gunung watangan, desa puger wetan puger
10. Kutha bacok Desa/pantai Antai wana wisata watu ulo atau desa sumberrejo Ambulu Jember
11. Balung 22:5 Balung Balung kec Balung jember
12. Habet Jenggawah
13. Tumbu ?
14. Galagah ? glagah wero panti ?
15. Tanpahing ?
16. Renes Wirowongso ajung jember
17. jayakerta Kertonegoro Ambulu
18. Wana griya 23:1 Wonojati jenggawah
19. Doni ?
20. Bentong ? lengkong mumbulsari?
21. Puruhan ?
22. Bacek ?
23. Pakis haji Pakusari timur kota jember
24. Padangan ?
25. Secang Desa Pocangan sukowono
26. Jati gumlar ? candi jati jelbuk atau jatian arjasa ?
27. Sila bango Desa ? ? klabang bondowoso
28. Dewarame ?
29. Dukun ?
30. Pakambangan 23:2 Pujer jember/bondowoso
31. Daya Lembah kali sampeyan
32. Jurang dalem Desa/jurang Ds jurang dalem patemon
33. Tamangsil Desa Tamanan/ Tangsil kulon/wetan bondowoso

Sementara dari data ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan awal untuk memulai penjelajahan baik pencarian data primer lapangan maupun pengumpulan data sekunder yang diharapkan dapat membuat terang jelasnya informasi jejak perjalanan raja Hayam Wuruk di Jember. Arahan yang memungkinkan yaitu forum lingkar studi lintas ilmu atau forum group discussed (FGD) dari beberapa aktifis budaya yang secara rutin membicarakannya berantai mengakitkan penemuan demi penemuan. Sehingga diharapkan akan muncul satu tulisan mengenai jejak perjalanan yang dimaksud oleh Mpu Prapanca mendekati informasi yang sebenarnya. Hasilnya diharapkan akan mampu memberikan awalan cultural image Jember character building atau penggambaran budaya Jember dalam membangun karakternya.

ibuku

idiom yan dekat dengan ibuku, bisa emakku, my mother, inangku, mamaku, mamiku, embokku, mimiku, mbokku, makku atau apapun sebutan yang bisa mendekatkan darah ibu mengalir dalam diri anaknya. Faktor Genetika, insting dan naluri ataupun rasional empirik anak berasal dari rahimnya. Anak ibu berasal dari rahim ibu, anak bangsa berasal dari ibu perjuangan bangsa. Banyak perempuan perempuan perkasa yang telah melahirkan ide-ide gagasan perjuangan hidup bangsa ini, tetapi nasih kurang sekali dalam melahirkan generasi penerus perjuangan kehidupan bangsa sebagai slag orde. Ide gagasan tersebut nampaknya hanya sebagai anak yang lahir atas hubungan dengan atau tanpa kasih sayang sama sekali (sangat politis). Kering akan hati nurani.

Adalah clara Zetkin dengan adalah seorang politisi sosialis yang berpengaruh dan pejuang untuk hak-hak perempuan. Sampai dengan tahun 1917 aktif di Partai Sosial Demokrat Jerman kemudian ia bergabung dengan Partai Demokrat Sosial Independen dari Jerman (USPD)berideologi sangat kiri merupakan anggota faksi Liga Spartakus yang kemudian menjadi Partai Komunis Jerman (KPD), 1920 sampai dengan tahun 1933. meninggal diusia 75 tahun.bangsanya mungkin kini sudah mulai bisa merasakan hasil perjuangannya.

Adalah Kartini, Cut Nya Din, Dewi Sartika, yang merenda perjuangan perempuan dikancah revolusi melawan penjajahan Belanda di Indonesia, mungkin kini bangsa Indonesia sudah merasakan hasil dari para pejuang perempuan dan sebagai ibu-ibu bagi anak negeri. Maka kenang-kenaglah aku...niscaya anak generasiku akan tetap menghargai nilai juangmu.